Silica pada pengobatan jerawat

Efek gel silicol dibandingkan dengan plasebo pada jerawat papulopustular dan produksi sebum. Sebuah studi double-blind

Departemen Dermatologi, Pusat Riset Helsinki, Finlandia

Semua pasien yang berjumlah 30 orang (19 wanita dan 11 pria), berumur rata-rata 19 tahun, dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok. Semua pasien mempunyai jerawat papulopustular kronis pada wajahnya. Sebanyak 15 pasien diobati secara topical (dioles) dengan gel silicol selama 20 menit 2x sehari selama 6 minggu dan yang 15 pasien diobati dengan gel plasebo dengan aturan yang sama. Evaluasi klinis dilakukan pada awal studi dan setelah 2, 4, dan 6 minggu pengobatan. Variabel klinis yang dievaluasi meliputi: jumlah komedo, papules, jerawat dan bisul pada area sekitar pipi kiri (5x5 cm) dan pengukuran produksi sebum pada area yang sama dengan menggunakan Sebumeter SM 810 PC (Courage and Khazaka, Ltd, Germany). Satu pasien yang menggunakan gel silicol ditarik (mundur) setelah 2 minggu pengobatan karena iritasi sedang pada kulit wajahnya, sehingga tinggal 29 pasien yang akan dievaluasi. Pada kelompok yang aktif (terapi silicol), jumlah komedo berkurang dari rata-rata 48,5 menjadi 15,1 setelah 6 minggu perawatan. Untuk papules adalah 10,7 dan 1,0; untuk jerawat 6,8 dan 0; untuk bisul 0,6 dan 0. Sedangkan pada kelompok plasebo tidak ada perbaikan yang dapat diamati. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan diantara 2 kelompok (P < 0,001) dalam perbaikan yang berpihak pada kelompok yang aktif. Rata-rata index sebum 193 di awal studi dan 88 setelah 6 minggu. Sedangkan pada kelompok plasebo, rata-rata index sebum 187 di awal studi dan 179 setelah 6 minggu. Perbedaan antara dua kelompok juga signifikan (P < 0,001). Setelah sebuah periode follow-up singkat (3 bulan), tidak ada pembusukan yang diamati pada 14 pasien kelompok aktif, hal ini menunjukkan perbaikan atau kesembuhan total.

J Int Med Res. Jul-Agt 1996;24(4):340-4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer