Silicon, serat dan aterosklerosis
Schwarz K.
Suatu argumentasi logis dapat di buat untuk hipotesis yang menyatakan kekurangan silica bisa menjadi sebuah faktor etiologi penting dalam aterosklerosis. Sebagai asam silicat atau turunannya, silicon adalah penting untuk pertumbuhan. Silicon paling banyak ditemukan di jaringan ikat, dimana fungsinya sebagai agen penghubung (“cross linking”). Jumlah ikatan silicon tinggi yang tidak biasa muncul pada dinding arteri terutama di lapisan intima. Berbagai variasi diet serat dilaporkan efektif dalam mencegah percobaan model aterosklerosis, menurunkan kolesterol dan kadar lemak darah, dan mengikat asam empedu in vitro. Jumlah silicon yang luar biasa besar (10.000 s/d 25.000) telah ditemukan dalam produk serat dengan berbagai macam komposisi asli maupun kimia yang aktif dalam tes ini. Material yang tidak aktif, seperti perbedaan jenis selulose yang telah dimurnikan, hanya mengandung sejumlah kecil elemen. Telah disimpulkan bahwa silikat-silicon bisa menjadi unsur aktif dalam diet serat yang mempengaruhi perkembangan aterosklerosis. Dua dari tiga sampel bubuk serat juga relatif memiliki kadar yang rendah, yang mana dapat menjelaskan mengapa bubuk serat tidak menurunkan serum kolesterol. Fakta bahwa aterosklerosis mempunyai insinden yang rendah di beberapa negara berkembang mungkin terkait dengan ketersediaan silicon dalam diet. Dua bahan makanan yang kandungan siliconnya berkurang karena perlakuan industri adalah: tepung terigu dan produk kedelai, dimana silicon lebih rendah daripada masing-masing produk alaminya. Sifat kimia alami silicon dalam jenis serat yang berbeda tidak diketahui. Ia bisa ada dalam bentuk asam orthosilic, asam silicat polimerat, silica kolid (opal), konsentrat silica padat, atau dalam bentuk turunan ikatan organik dari asam silicat (silanolat)
Lancet. Feb 1977 26;1(8009):454-7.
Schwarz K.
Suatu argumentasi logis dapat di buat untuk hipotesis yang menyatakan kekurangan silica bisa menjadi sebuah faktor etiologi penting dalam aterosklerosis. Sebagai asam silicat atau turunannya, silicon adalah penting untuk pertumbuhan. Silicon paling banyak ditemukan di jaringan ikat, dimana fungsinya sebagai agen penghubung (“cross linking”). Jumlah ikatan silicon tinggi yang tidak biasa muncul pada dinding arteri terutama di lapisan intima. Berbagai variasi diet serat dilaporkan efektif dalam mencegah percobaan model aterosklerosis, menurunkan kolesterol dan kadar lemak darah, dan mengikat asam empedu in vitro. Jumlah silicon yang luar biasa besar (10.000 s/d 25.000) telah ditemukan dalam produk serat dengan berbagai macam komposisi asli maupun kimia yang aktif dalam tes ini. Material yang tidak aktif, seperti perbedaan jenis selulose yang telah dimurnikan, hanya mengandung sejumlah kecil elemen. Telah disimpulkan bahwa silikat-silicon bisa menjadi unsur aktif dalam diet serat yang mempengaruhi perkembangan aterosklerosis. Dua dari tiga sampel bubuk serat juga relatif memiliki kadar yang rendah, yang mana dapat menjelaskan mengapa bubuk serat tidak menurunkan serum kolesterol. Fakta bahwa aterosklerosis mempunyai insinden yang rendah di beberapa negara berkembang mungkin terkait dengan ketersediaan silicon dalam diet. Dua bahan makanan yang kandungan siliconnya berkurang karena perlakuan industri adalah: tepung terigu dan produk kedelai, dimana silicon lebih rendah daripada masing-masing produk alaminya. Sifat kimia alami silicon dalam jenis serat yang berbeda tidak diketahui. Ia bisa ada dalam bentuk asam orthosilic, asam silicat polimerat, silica kolid (opal), konsentrat silica padat, atau dalam bentuk turunan ikatan organik dari asam silicat (silanolat)
Lancet. Feb 1977 26;1(8009):454-7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar